Poligami : Salahkah ?

Ini bukan soal benar atau salah, tapi setuju atau tidak. Dan saya termasuk yang tidak setuju.Ngga’ usah repot bertahan dengan alasan atau dalih manapun juga. Tanya saja hati nurani terdalam. Juga di Qur’an rasanya sudah cukup jelas. 

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisaa’ : 3) 

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisaa’ : 3) 

Masalahnya, mahluk yang namanya manusia ini suka cari alasan.“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (QS. An-Nahl : 4)

Coba tanya hatinya Aagym atau siapapun yang berencana atau sudah beristri lebih dari satu. Apa kata hatinya jika ditanya, “Istrimu yang pertama itu kira-kira perih ngga’ hatinya jika diduakan?”Lalu gimana dengan hatinya sang istri pertama. Bahkan dalam konferensi pers yang di tivi itupun kelihatan jawaban yang “kepepet”. Jauh dilubuk hati, adakah keinginan untuk dimadu?  Lalu perkara keadilan. Keadilan yang bagaimana lagi? Khan sudah diberi tahu oleh Allah mana yang “lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”. Coba tebak, apa yang beristri satu atau lebih dari satu ? Akhirnya berpulang lagi kepada Allah. Hanya DIA yang tahu dimana kebaikan yang banyak. Terjemahan bebas saya, seolah Tuhan menyatakan, “Sabar deh wahai cowok. Tahan diri. Andai istri yang Cuma satu itu juga kurang “sesuai”, atau kamu kurang suka, Tuhan jua yang tahu mana kebaikan yang banyak.”

Atau untuk para istri yang dimadu, “Sabar deh. Kamu pasti ga’ suka. Tapi Tuhan jua yang tahu mana kebaikan yang banyak.” 

Jadi, sebenarnya inti dari semua tadi adalah sabar. Sayang sekali sang Aagym tidak mampu untuk yang satu ini.   

Salam, Penulis

Mau tahu komentar Gus Mus (Mustafa Bisri) tentang Poligami ?  Silahkan klik DISINI

20 comments on “Poligami : Salahkah ?

  1. saya punya pertanyaan bodoh,

    Manusia tidak bisa Adil?
    kalau memang manusia cenderung tidak adil, mengapa rasul juga pernah berpoligami? padahal Rasul juga Manusia. bukankah harusnya rasul sebagai penyempurna akhlak tidak berpoligami apabila acuannya adalah ayat tersebut diAtas?

    Menilai Hati Seseorang?
    apakah kita pantas menilai motivasi / hati / niat seseorang padahal niat itu yg tahu hanyalah orang tersebut (AA gym) dan Allah SWT.

    Sabar terhadap Poligami?
    terus terang bukankah lebih mudah untuk AA gym tidak berpoligami, karena dia tidak akan menerima kritikan2 seperti ini, bukankah ia membalikkan paradigma teman tapi mesra, selingkuh para pejabat, nikah syiri atau apalah istilahnya. bahwa poligami jauh lebih mulia ketimbang hal-hal tadi. yg juga merendahkan derajat wanita.

    cukup sekian pertanyaan bodoh saya.
    wassalam Apip

  2. mas apip salam kenal ya….
    jawaban poligami Rasul ada pada sejarahnya : Rasul menikah untuk yg kedua adalah dua tahun setelah Kadidjah R A wafat. dan isteri-isteri beliau setelahnya adalah janda syahid yang tua dan miskin.

    isteri terakhir adalah wanita yg masih muda dengan tujuan : men-syiar-kan kehidupan pribadi Rasul untuk menjadi teladan umat. Aisyah R A adalah sumber hadist.

    jadi poligami Aa Gym sangat jauh dari sunah Rasul dan syariat Islam. Ini penting diluruskan karena bisa jadi merupakan pembodohan umat oleh yg namanya ulama (bener gak sih dia itu ulama ?)

    kalau dia mengklaim sunah Rasul, berarti Aa telah menghina Rasul ! sama dengan pembuat karikatur Nabi Muhammad SAW di Denmark. karena Rasul tidak pernah mengumbar nafsu tapi berkedok syariat Islam !

  3. Alasan AA gym melakukan poligami adalah untuk melakukan kebaikan/menyantuni janda. Lalu aa gym dan pembela2nya berkata poligami LEBIH BAIK kok daripada ber zinah. Lha kenapa kita membandingkan dengan tolak ukur yang lebih RENDAH.. kok bandingin dengan tolak ukur yang lebih rendah?? kasarnya kita merendahkan diri kita, misalnya ke level binatang yang tidak bisa menahan nafsu seksual kepada yg lain SELAIN pasangan. Kenapa kita tidak mengukur ke tolak ukur /standard yang lebih TINGGI/BERMORAL sebagai wajarnya manusia. Lha kalo bisa SETIA dan BAHAGIA dgn satu istri kenapa mesti poligami? Saya kenal banyak orang islam yang sukses/mampu mempunyai keluarga lagi, tapi tetap SETIA, bisa menahan nafsu syawat nya terhadap perempuan2 cantik dan melakukan perbuatan mulia melalui cara2 lain, tidak perlu menyakiti ISTRI yang sudah mengabdi. Kalau memang aa gym bertujuan melakukan tugas mulia, kenapa tidak mengikuti cara nabi rasululah, mengawini janda2 korban perang, mungkin alasan aa gym bisa lebih masuk akal kalau dia mengawini janda2 korban LAPINDO.. daripada janda cantik bekas model, lulusan S1 dan sebenernya sudah mempunyai kehidupan yang mapan! (keponakan BJ Habibi dan sepupu Adrie Subono).Saya merasa kasihan sekali terhadap Teh Ninih, pengorbanan terhadap keluarga selama ini dibalas oleh AA dengan menambah ‘mainan’ baru ke dalam keluarga. Bisa-bisa kedua istrinya diajak ‘threesome’ oleh AA.

  4. @ Appip
    terima kasih sebelumnya atas respond thd tulisan saya. Saya tidak hendak berpolemik krn sesuai tema blog ini adalah “suara hati”. Mungkin coba ditinjau dari sisi sini : Bayangkan jika anda sendiri yang menjadi teh nini. Cinta anda sudah sedalam itu dan sudah demikian berusaha istiqomah dengan itu. Lalu suami anda menyatakan akan nikah lagi. Anda sudah memberikan keturunan dan anda juga belum meninggal dunia atau dionis bakal meninggal dunia. Terlepas dari anda menjawab ya atau tidak, tapi hati terdalam anda (sebagai teh Nini), adakah rasa pedih atau sedih atau kecewa?
    Lalu coba tinjau dari sisi satu lagi : Andai anda adalah Aagym itu sendiri. Tanyakan ke lubuk hati terdalam anda, kiranya teh nini bakal sedih atau kecewa atau pedih atau malah senang bahagia gembira jika anda utarakan keinginan untuk punya istri baru? Mana lebih baik, bersabar dengan “apa yang diberikan Allah meski mungkin kurang disenangi” atau “kekeh wae” berpoligami dengan “alasan” ini itu

    “terus terang bukankah lebih mudah untuk AA gym tidak berpoligami, karena dia tidak akan menerima kritikan2 seperti ini, bukankah ia membalikkan paradigma teman tapi mesra, selingkuh para pejabat, nikah syiri atau apalah istilahnya. bahwa poligami jauh lebih mulia ketimbang hal-hal tadi. yg juga merendahkan derajat wanita.”

    Anda sendiri setuju bahwa lebih mudah bagi Aagym untuk tidak berpoligami. Saya sendiri cenderung menilai bahwa untuk membalikkan paradigma tidak hanya dengan cara “memberi contoh”. Apakah contoh Aagym berpoligami itu sungguh-sungguh “menaikkan” derajat danita?
    Wallahu ‘alam

    @ Sitanto & EL : respond yang bagus. trims

  5. boneng semua kalau nggak setia bilang dong, kuncinya kalau udah punya istri jaga pandangan mata dari api neraka dan jangan mendekati zina,pasti tidak ada poligami

  6. Assallamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh ….

    salam kenal..
    afwan(maaf) ..
    ana hanya ingin bertanya kepada dan kesemua ikhwan fillah
    dan bukan ingin masuk kedalam sebuah perdebatan yang tidak jelas (debat kusir)…

    Dimata Alloh Subhanahu wa ta’alaa siapa kah orang yg lebih mulia …?
    Apakah orang yang melihat terhadap personal yang melakukan poligami ini lebih MULIA..?dan dia tidak berpoligamy..?
    atau Apakah orang yang berpoligami ini jauh lebih mulia …?
    Jawabannya:
    Semua hanya Alloh tabaroka wa ta’alaa-lah yang mengetahui-NYA ..
    Kata kunci-nya ” sudah jelas-2 di Al-Qur’an dan Al-Hadist ber-POLYGAMY itu diboleh-kan …”

    ada-pun Rosululloh ShallalloHu ‘alaiHi wa sallam, keberatan(melarang) terhadap Ali bin abi Tholib radhiallohu anhu terhadap anak-nya yaitu Fatimah Radhiallohu anha untuk berpoligami, itu semata-mata sebuah kekhususan yang sifat-nya pribadi beliau terhadap sahabat-nya tersebut.
    Dan hingga akhirnya Ali bin Abi Tholib Radhiallohu anhu tetap mempunyai istri satu hingga Fatimah wafat.
    Karena hakekatnya Rosululloh masih mengijinkan Shahabat-2nya yang lain, untuk berPoligami, hanya dibatasi 4 orang Istri saja. dan Beliau justru menyuruh cerai istri-istri shahabatnya yang sudah terlanjur berpoligami melebihi dari 4 orang.

    Nah apapun yang beliau (Ali bin Abi Tholib)lakukan itu semata-mata menghormati Rosululloh ShalalloHu ‘alaHi wa sallam.
    Dan coba lihat pada ayat-ayat lain yang membahas mengenai Wanita(istri), Surat-2 di Al-Qur’an
    dalam ayat-ayat-nya selalu terdapat ungkapan untuk Istri itu lebih dari satu yaitu : Istri-Istri(wanita-wanita)..

    jadi kenapa diributkan dan hanya akal yang digunakan …?
    dengan perasaan-2 yang tidak jelas…
    coba saya analogikan sebuah keimanan sesorang di mata Alloh Subhanahu wa ta’alaa..

    Apakah kita tahu hati seseorang ?
    dicontohkan saja pada sebuah keluarga yang tidak mampu, dan mereka mendatangi hiburan rakyat(kemidi putar/korsel) dan ketika mereka capai kemudian istirahat.. semua ingin bakso dan pada makan bakso hanya mereka memakannya sambil duduk-2 dipinggir jalan dan harga-nya baksonya hanya Rp 2000,-. dibandingkan dengan keluarga kaya yang makan Baksonya di tempat piknik bergengsi Dufan (Ancol) yang harga bakso-nya diatas sepuluh ribu..?
    Apakah kita katakan mereka yang memakan bakso dipinggir jalan pasti tidak akan merasakan nikmatnya semangkok Bakso yang harganya Rp 2000-3000 ,-, dibanding yang harganya diatas Rp 10.000 ,-

    Saya rasa nikmatnya bagi mereka baik itu si miskin dan si kaya sama saja dikarenakan sebuah keadaan.
    wallahu ‘alam …

    Dalam bersyari’at kita kepada ISLAM sebenar-nya yang utama dilihat oleh Alloh ta’alaa
    hanya 5 ; Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Pergi Haji (jika mampu)
    Nah dari ini semua sudah pada bener belum menjalankannya.
    Melalaikan(dengan sengaja) masuk dalam kategori kafir, apalagi mengingkari …
    Kalau ke 5 Rukun Islam (pondasi) ini sudah dijalankan dengan bener…Insya Alloh
    Apapun yang menjadi pilihannya mau Poligami atau tidak pasti akan benar dalam menjalankan kehidupan kita sehari-harinya.dengan kata lain tidak aniaya dan adil.
    Baik itu yang Istri-nya satu .. pasti tidak aniaya dan adil…
    Baik itu Istri-nya lebih dari satu dan maksimal 4 pasti tidak aniaya dan adil…

    Nah sekarang apakah kita sudah lebih mulia …? dengan yang kita membicarakan seseorang yaitu yang katanya(Pers) sebagai Da’i Kondang..?
    Saya rasa antum semua tidak lebih mulia …,kenapa ? karena antum sudah melecehkan saudara antum semua dengan berbuat Ghibah..! antum semua sudah menganiaya …!!!
    sekarang ini manfaat-nya bagi kita apa..?

    Kalau boleh ana kasih sedikit masukan insya Alloh akan bermanfaat…mohon ma’af kalau ada salahnya koreksi ikhwan sangat membantu sekali
    (Kebenaran datangnya dari Alloh azza wa jalla, kesalahan datangnya dari saya dan syaithon laknatulloh)
    ” Coba dalam pola hidup kita jangan pernah menjadikan ISLAM itu sebagai tujuan HIDUP, tapi jadikanlah ISLAM itu sebagai KENYATAAN HIDUP “. Insya Alloh semua akan terasa mudah dan ringan pada akhirnya

    Jadi kalau memang Poligami boleh kenapa pada ribut…! dan ternyata yang dipakai sebagai hujatan semua adalah akal yang dicari-cari.

    Semua ada pada pilihan kita ..

    Kalau kita tidak mau Poligami …jawabannya = Jalankan dan biasakan dalam mengawali sebuah pekerjaan dengan membaca ” Bismillah (nawaitu)…”
    Dan kalau kita mau ber-Poligami ….– Bismillah ..!!! (ngga usah mencari-cari alasan dan pembelaan/pemakluman)
    Karena …
    segala sesuatu setiap permasalahan serahkan saja pada Sang Kholik (Alloh azza wa jalla)
    Kalau memang Alloh meridhoi tindakan kita, pasti hal-hal apa-pun akan berjalan dengan mudahnya.

    Nah itu yang dimaksudkan dari pola pandang kita, dalam ber-ISLAM..
    Contoh: – Jangan sholat karena ingin rejeki, puasa karena ingin sehat ..dan lain-lain…
    tapi coba semua ibadah yang disyariatkan kepada kita lihatlah dan lakukanlah
    bahwa itu semata-mata karena Alloh ta’alaa yang telah memerintahkan-NYA

    – Kaya kita membaca Surat Yasin pasti ada fadilah-nya
    – Sholat Tahajud 40 hari tidak putus pasti rejeki meluber
    – Datang/Ziarah Kubur minta berkat..
    – dan lain-lain yang hanya tujuannya dunia semata..

    Alloh ta’alaa pasti ngerti kok ..
    kalau kita beribadah yang benar dan ikhlas maka balasannya akan diberikan berlipat ganda.

    Akhirnya kita masuk pada tema kita dalam Ber-POLIGAMI
    Jadi jangan coba-coba mencari-cari alasan agar masyarakat menjadi maklum atas tindakan kita..
    yaa..sunnah Rosululloh-lah, atau menolong-lah, maka tanpa kita disadari ..
    kita akan terjebak ke sebuah wacana yang ternyata kita sendiri masih terbiasa kalau syahwat-lah yang lebih dominan ada pada diri kita.

    Kan sudah dicontohkan oleh Rosululloh, maka ijinlah dahulu kepada istri pertama…
    Hannya kita disini jangan terburu-buru membuat jastifikasi bahwa pasti istri pertama tidak akan mengijinkan..// jawabannya belum tentu …!
    karena kalau Alloh ta’alaa mengijinkan apapun tindakan kita, semua yang menghalangi kita pasti akan sirna
    Dan kalau Istri pertama tidak menyetujui keinginan kita, jangan-lah kita merayu atau memaksa dengan mengeluarkan dalil-dalil, dengan mengiming-iming-kan kepada Istri-nya sebuah Pahala besar atau keberkahan akan datang bagi Istri yang merestui suami-nya menikah lagi…
    Akhirnya semua Ibadah yang kita jadikan alasan ke Masyarakat, pasti omong kosong…
    *– lagi pula masa Ibadah di omong-omong sih… kan itu masuk dalam kategory RIYA…

    Maka dari pernyataan dalam pandangan saya “Lihat-lah Islam itu sebagai kenyataan Hidup”
    pasti nanti akan timbul dihati kita yaitu Alloh Subhanahu wa ta’alaa tidak akan mungkin menyesatkan diri kita, dengan catatan kita memang berniat ikhlas ingin beribadah karena Alloh ta’alaa.

    Afwan/ma’af ..
    kepada akhi rifan ..
    jangan-lah kita terkesan merasa benar sendiri..
    masa akhi apip dibilang responnya tidak bagus, yang bagus justru hanya milik Akhi Sitanto dan Akhi EL…
    memang antum jauh lebih mulia dari A’a GYMNASTIAR… ya..?
    wallohu ta’alaa ‘alam

    demikian afwan dan mohon koreksinya
    Jazakallohu khoir
    Barokallohu fiikum
    wassallamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh
    ach muslim

  7. @ achmad muslim
    Mohon maaf sebelumnya, dan terima kasih atas respon-nya. Juga mohon maaf pada mas Apip, saya sama sekali ngga’ bermaksud menyatakan bahwa respon-nya tidak bagus. Semua respon bagus, dan itu sungguh saya hargai.
    Betul sekali tujuannya bukanlah debat kusir atau ghibah. Maka juga bukan bicara “benar” atau “salah”, hanya sebatas “setuju ” atau “tidak setuju”. Yang mutlak Benar hanyalah Allah SWT.
    Semua kembali kepada individu masing-masing. Sesuai thema blog ini., silahkan tanya kepada hati yang terdalam, dan jangan – mengutip achmad muslim diatas – “jangan coba-coba mencari-cari alasan agar masyarakat menjadi maklum atas tindakan kita..
    yaa..sunnah Rosululloh-lah, atau menolong-lah, maka tanpa kita disadari ..
    kita akan terjebak ke sebuah wacana yang ternyata kita sendiri masih terbiasa kalau syahwat-lah yang lebih dominan ada pada diri kita”
    Maka kitapun akan mencoba untuk “be honest to our heart”

    @ sartono : selamat datang di blog ini

  8. Rifan, tulisan kamu tentang poligami mencerminkan kebodohanmu. Belajarlah lebih banyak lagi. Jangan memakai dalil-dalil paksaan, yang sebenarnya tidak berkaitan dengan permasalahan utama.

    Sekali lagi saran saya: BELAJARLAH AL-ISLAM. JANGAN BERBICARA TANPA ILMU.

  9. [quote] Rifan, tulisan kamu tentang poligami mencerminkan kebodohanmu [/quote]
    [quote] Sekali lagi saran saya: BELAJARLAH AL-ISLAM. JANGAN BERBICARA TANPA ILMU. [/quote]

    @Al husna,
    Betul sekali bahwa saya [b]memang[/b] masih bodoh. Tidak hanya tentang poligami tapi dalam banyak sekali hal lain khususnya Islam.
    Terima kasih atas sarannya. Sangat positif

  10. Betul sekali bagi saya pribadi poligami memang bukan perbuatan mulia, malahan cenderung penganiayaan.
    Kenapa penganiayaan ? Siapa di dunia ini yang bisa benar-benar berlaku adil terhadap kedua istrinya…?

    Satu lagi jangan kait-kaitkan perbuatan poligami manusia dengan Rasullullah SAW, itu dosa, karena seperti tanggapan Pak Sittanto, Rasullullah menikah lagi dengan alasan agama dan yang dinikahi bukan janda cantik lagi kaya seperti AA (maaf)

    Tapi sekali lagi apa yang bisa kita lakukan seandainya suami lebih memilih menikah lagi ? Pada pandangan saya yang wanita mandiri (atau merasa mandiri) saya akan pergi dari suami saya, tapai apakah itu dibenarkan menurut ajaran kita? saya rasa tidak.
    Agama mengajarkan kita untuk sabar dan tabah menghadapip segala cobaan. Tapi apakah salah kalau kita ingin lepas dari penderitaan dan hidup sendiri?

    Salam

    • Pelajari Alquran dan hadist dgn teliti. Islam sudah sempurna. Menilai aturan agama dgn pemikiran manusia adalah sama juga mengutamakan hawa nafsu dan syahwat.

  11. boleh ya boleh. silahkan yang mau berpoligami. Kasihan tu para wanita, sekarang ini perbandingan antara laki-laki dgn wanita , banyak wanitanya. Apakah anda rela , kalau para wanita kemudian jadi pelacur, karena tidak pe nya suami ……………?

  12. penulis artikel ini…
    mungkin tak paham & tak mengenal MUHAMMAD SAW.
    MUHAMMAD SAW itu berpoligami,
    ALLOHSWT membolehkan lewat AL Qur’an.
    ISLAM bukan hanya untuk MUHAMMADSAW.
    POLIGAMI JUGA bukan kado istimewa dari ALLOH SWT u MUHAMMAD SAW.
    jika poligami menyakiti pihak wanita.
    emang wanita2 yang ni nikahi MUHAMMAD SAW bukan WANITA apa.

    jika tanggapan saya ini ngawur, ya karena saya menanggapi penulis artikel ngawor.

    • Tentu saja anda ngawur. Karena anda tidak memahami betul apa yang saya sampaikan. Juga anda tampaknya tidak / belum memahami tema tersebut.
      [Quote] “emang wanita2 yang ni nikahi MUHAMMAD SAW bukan WANITA apa”
      Wanita yang dinikahi Rasulullah, jelas wanita. Tidak perlu perdebatan tentang ini.
      Nah, kang Dedi, semua berpulang kepada hati bening anda. Silahkan saja anda beristri lebih dari satu bahkan seratus. Silahkan anda terbahak-bahak bila setiap istri anda mengatakan “aku tidak tersakiti kok”. Tapi teruslah tanyakan hati bening anda, adakah anda telah dan akan terus mampu berlaku adil? Dan jika ada setitik keraguan mulai muncul, maka kasihanilah diri anda dan istighfar/mohon ampun kepada-Nya.

      Wabillahi salam bis sawab,

Tinggalkan Balasan ke al husna Batalkan balasan